Majlis-Sunnah

Arsip

Masukkan alamat email Anda untuk berlangganan dan menerima pemberitahuan tulisan-tulisan baru melalui Email

Bergabung dengan 55 pelanggan lain

LARANGAN MENAFSIRKAN AL-QUR’AN DENGAN PENDAPAT SENDIRI


Larangan menafsirkan agama menurut pendapat sendiri.
“barang siapa yang menafsirkan al-Qur’an menurut pendapatnya sendiri, hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya dari api neraka” (HR. Muslim)

Allah berfirman:

وَلاَ تَقْفُ مَا لَيْسَ لَكَ بِهِ عِلْمٌ

“janganlah kamu mengikuti apa yang kamu tidak mempunyai pengetahuan tentangnya” (al-Isra: 36)
Umar bin Khaththab berkata: “berprasangka buruklah kepada pendapatmu sendiri dalam urusan agama”

agama bukan ditafsir dengan akal !
Ali bin Abu Thalib berkata: “kalau agama adalah dengan akal maka tentu bagian bawah khuf lebih layak untuk dihusap dari pada bagian atasnya”. Dan Syaikh Ibnu Taimiyah berkata: “jika agama tolak ukurnya adalah akal tentu Allah tidak akan menurunkan al-Quran karena secara fitrah manusia mampu menggunakan akal”.

Maka jelas bagi kita agama, al-Quran dan Hadits tidak bisa ditafsirkan dengan akal semata. Sehingga yang bertolak belakang dengan akal kita tolak, tapi yang wajib bagi kita adalah menjadikan akal tunduk kepada al-Quran dan as-Sunnah. Maka tidak ada alasan bagi kita untuk menolak dalil yang shahih apa lagi tsabit dari Rasulullah. Awal dari sebuah kesesatan adalah dengan penolakan seperti khawarij yang menolak taat pada pemerintah Utsman bin Affan.

KAIDAH DASAR ILMU TAFSIR

sumber hukum dalam agama islam yang paling utama adalah al-Quran dan as-Sunnah maka penting bagi kita untuk memahami kandungannya tersebut dengan ilmu tafsir yang shahih dari Nabi. Adapun beberapa kaidah dasarnya adalah:
1. Memahami ilmu bahasa Arab, karena al-Quran dan as-Sunnah memakai b. Arab. Maka penting untuk memahami ilmu ini karena bahasa Arab adalah bagian dari agama ini.

2. Metode penafsiran pada salaf. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah berkata: “ayat al-Quran ditafsirkan oleh ayat lain pada tempat lain, karena terkadang ayat al-Quran saling menafsirkan satu sama lainnya. Apa bila tidak ditemukan ayat lain yang menafsirkannya maka carilah tafsirnya pada hadits Nabi. Dan apa bila tidak ditemukan tafsirnya pada hadits Nabi maka carilah tafsirnya pada perkataan para sahabat, karena mereka belajar langsung tafsirnya pada Nabi dan al-Quran diturunkan di tengah-tengah mereka, mereka menyaksikan langsung diturunkannya al-Quran. Dan apa bila tidak dijumpai tafsirnya pada perkataan para sahabat maka tafsirkanlah dengan penafsiran para tabi’in karena mereka belajar langsung kepada para sahabat” (Majmu Fatawa)

inilah metode penafsiran para salaf yang menafsirkan merujuk kepada para generasi terbaik, adapun contoh-contohnya:
A. Surat al-Baqarah: 219 ditafsirkan oleh an-Nisa: 43 dan al-Maidah: 90-91
B. Ali Imran: 103 ditafsirkan oleh ath-Thagabun: 16
C. Contoh ayat yang saling menafiskan adalah surat al-Maidah: 44, 45, 47.

3. Mengetahui asbabun nuzul suatu ayat dan asbabun wurud suatu hadits. Ini penting untuk dapat beristidlal (berdalil) untuk berhujjah dengan benar sehingga mampu menempatkan dalil pada tempatnya yang benar.

Inilah sedikit kaidah dasar dalam ilmu tafsir, maka janganlah kita menafsirkan agama dengan menurut kita sendiri atau hanya katanya. Ikuti tafsirnya atau tafsirkan sendiri dengan ilmu jika kita mampu. Jika tidak mampu maka ikuti pemahaman para ulama, dan ulama salaf mereka adalah sebaik-baiknya generasi.
Alangkah benar perkataan Ibnu Abbas tatkala beliau mendatangi kelompok khawarij yang memusuhi para ulama dan menafsirkan al-Quran menurut pendapatnya sendiri, beliau berkata: “aku datang dari para sahabat Rasulullah, dari kalangan muhajirin dan anshar dan dari anak paman Nabi serta menantunya (Ali bin Abi Thalib) dan tidak satupun seorang sahabat yang bersama kalian, padahal kepada mereka al-Quran diturunkan dan mereka lebih tahu tentang tafsirnya dari pada kalian” (riwayat Abu Dawud: 4037, ath-Thabary dalam Mu’jam Kabir: 10/257-258).

Maka kembalilah kepada para ulama,

وَإِلَى أُوْلِي الأَمْرِ مِنْهُمْ لَعَلِمَهُ الَّذِينَ يَسْتَنبِطُونَهُ

“dan kalau mereka menyerahkannya kepada Rasul dan ulil amri (pemimpin dan ulama) di antara mereka, tentulah orang-orang yang ingin mengetahui kebenarannya (akan dapat) mengetahuinya dari mereka (yakni dari Rasul dan ulil amri)” (an-Nisa: 83)
“maka bertanyalah kamu kepada ahli dzikir (ulama) jika kamu tidak mengetahui” (an-Nahl: 43).

“akan muncul di akhir zaman suatu kaun yang berusia muda dan dangkal ilmu dengan berdalih pada al-Quran. Mereka keluar dari islam seperti keluarnya busur dari anak panah, iman mereka tak sampai tenggorokkan mereka.” (HR. Bukhary: 5057)

ditulis secara singkat dan sederhana oleh:
Omar Ibrahim al-Imanulmuslim

*Sumber: berbagai rujukan Manhaj Salaf

MENAHAN MARAH KUNCI SEGALA KEBAIKAN


MENAHAN MARAH, KUNCI SEGALA KEBAIKAN

dari Abu Hurairah menceritakan bahwa ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah untuk meminta nasihat beliau. Orang itu berkata, “berilah wasiat (nasihat) kepadaku…”. Rasul bersabda, “janganlah engkau marah…!”. kemudian orang itu mengulang berkali-kali permintaan nasihatnya kepada Nabi, maka Nabi pun mengulangi jawabannya, “janganlah engkau marah” (HR. Bukhary: 5765)

Rasulullah memberi nasihat yang ringkas namun mencakup semua sifat baik, yaitu nasihat agar selalu menahan kemarahan. Orang yang bertanya kepada Nabi itu mengulang permintaannya berkali-kali dan Nabi memberikan jawaban yang sama. Ini menunjukan bahwa melampiaskan kemarahan adalah sumber segala keburukan dan menahannya merupakan penghimpun segala kebaikan [1]

imam Ja’far bin Muhammad mengatakan: “kemarahan adalah pembuka segala keburukan”

imam Abdullah bin al-Mubarak al-Marwazy, ketika ada yang meminta kepada beliau, “sampaikanlah (nasihat) kepada kami yang menghimpun semua akhlak yang baik dalam satu kalimat”. Beliau berkata, “tinggalkanlah amarah”.

demikian pula Imam Ahmad bin Hanbal dan Imam Ishaq bin Ruhuyah ketika menjelaskan makna akhlaq yang baik, mereka mengatakan, “(yakni) meninggalkan kemarahan” [2]

jadi perintah Rasulullah dalam hadits di atas, “janganlah engkau marah” berarti perintah melakukan sebab (perantara) yang akan melahirkan akhlak yang baik, yaitu: sifat yang lemah lembut, dermawan, malu, tawadhu’, sabar, tidak menyakiti orang lain, pemaaf, ramah dan sifat-sifat yang baik lainnya berusaha menahan emosinya pada saat ada faktor-faktor yang memancing kemaran. [3]

FAEDAH[4]

menahan amarah dan sifat pemaaf merupakan karakteristik ahlussunnah, pada dasarnya amarah ditiupkan oleh setan pada hati manusia maka amarah tidak akan membawa apa-apa melainkan kerusakan.

Seorang tidak akan mampu menahan amarah tanpa memiliki sifat pemaaf, sifat pemaaf memiliki keagungan pada setiap pribadi manusia. Inilah nasihat yang agung dan luhur dari Rasulullah bagi ummatnya agar menahan amarah jangan mudah marah karena marah sumber kerusakan, merusak akal, jiwa, harta dan hati. Ini juga merupakan bentuk kasih sayang dari Rasulullah kepada ummatnya agar tidak terjerumus kepada kerusakan maka beliau mencegah apa yang dapat membawa pada kerusakan.

Tatkala diri dan hati tersakiti, difitnah dan dibenci janganlah sekali-kali kita membawanya pada dendam, karena dendam hanyalah membuat kita semakin terluka dan menambah rasa sakit. Akan tetapi dengan memaafkan akan membuat kita mendapat kemulian dengan membawanya pada keikhlasan sehingga semua luka akan sembuh total. Ikhlas adalah penawar hati yang terluka.

Wallahu A’lam

disusun oleh:

ustadz Abdullah bin Taslim al-Buthony. MA

ditulis kembali oleh:

Omar Ibrahim al-Imanulmuslim

footnote:

[1] keterangan imam Ibnu Rajab dalam kitab Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam, hlm. 144

[2] semua ucapan di atas dinukil oleh Imam Ibnu Rajab dalam Jami’ul ‘Ulumi wal Hikam, hlm. 145

[3] idem

[4] syarah dari Omar Ibrahim al-Imanulmuslim

KEPEDULIAN SYAIKH AL-ALBANY TERHADAP PEMUDA…


Generasi muda (Pemuda/ Remaja-SI) memang tiang penyangga suatu bangsa. Ketika para remaja terbina dengan tekun, berjiwa sholeh, dan berkepribadian baik, maka suatu bangsa akan merasakan betapa besar kekuatan dan ketahanannya. Dan sebaliknya, bila pembinaan generasi muda terbengkalai, mereka terlupakan, maka setidaknya, masyarakat tidak dapat mengambil manfaat dari keberadaan mereka ini. Bahkan bisa menjadi sampah masyarakat yang sangat mengganggu ketentraman dan keamanaan.

 

Berdasarkan riwayat-riwayat dalam hadits, Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam sangat memperhatikan keberadaan para pemuda Islam zaman itu. Di antaranya yang sangat relevan dengan kekinian, pesan beliau agar para pemuda yang sudah mampu untuk menikah. Dan bila belum sanggup melakukannya, puasa menjadi pengganti. (lebih…)

KARAKTERISTIK AHLUSUNNAH WAL JAMA’AH


Diantara karakteristik ahlussunnah wal jama’ah  adalah:

 

  1. Menempuh jalan Rasulullah Shalallahu ‘alayhi wassalam dan menulusuri jejaknya secara lahir batin.
  2. 2.       Menempuh jalan para as-Sabiqunal awalun dari para Sahabat Nabi Muhammad dan kaum Anshar serta para Salafush Shalih
  3. 3.       Diantara karakteristik ahlussunnah adalah berpegang teguh kepaada wsiat Rasulullah dimana beliau bersabda:
    “hendaklah kalian berpegang teguh kepada sunnahku dan sunnah para khulafaurasyidin sesudahku, berpegang teguhlah kepadanya dan gigitlaj\h dengan gigi geraham kalian sekuat-kuatnya, dan jauhilah oleh kalian perkara-perkara baru, karena setiap bid’ah adalah sesat” (HR. Abu Dawud, Ahmad dan Tirmisdzy) (lebih…)

UKURAN ZAKAT PER TANIAN


Ukuran zakat pertanian dan perkebunan ini dapat dirinci dalam 5 keadaan:

1. Diwajibkan mengeluarkan seper sepuluh (10 %) apa bila disiram tanpa pembiayaan (tadah hujan dan sejenisnya), seperti pertanian tadah hujan, pertanian menggunakan sungai mata air.

2. Wajib mengeluarkan seperduapuluh (5%) apa bila diairi dengan pembiayaan, berdasarkan hadits Abdullah bin Umar ra dari Nabi, beliau bersabda:
“pada pertanian yang tadah hujan atau mata air atau yang menggunajan penyerapan akar (atsariyan) diambil sepersepuluh dan yang disirami dengan penyiraman maka diambil seperdua puluh.” (HR. Bukhary)
(lebih…)

ANTARA DAKWAH DAN SIKAP KEBANYAKAN MANUSIA


Telah menjadi Sunatullah baha pelaku maksiat itu lebih banyak jumlahnya dari pada orang-orang yang taat, sebagaimana Firman Allah:

وَإِنَّ كَثِيرًا مِّنَ النَّاسِ لَفَاسِقُونَ
“Dan sesungguhnya kebanyakan manusia adalah orang-orang yang Fasik” (al-Maidah: 49)


وَلَكِنَّ أَكْثَرَ النَّاسِ لاَ يُؤْمِنُونَ
“akan tetapi kebanyakan manusia tidak beriman” (Hud: 17)


وَإِن تُطِعْ أَكْثَرَ مَن فِي الأَرْضِ يُضِلُّوكَ عَن سَبِيلِ اللّهِ إِن يَتَّبِعُونَ إِلاَّ الظَّنَّ وَإِنْ هُمْ إِلاَّ يَخْرُصُونَ
“dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah” (al-An’am: 116) (lebih…)

MENGGERAK-GERAKAN JARI TELUNJUK KETIKA TASYAHUD


 Masalah ini adalah masalah ikhtilaf (perbedaan pendapat) yang mu’tabar di kalangan ulama Islam, bahkan di kalangan ulama ahlus sunnah sendiri. Sebagian Hanafiyah berpendapat memberikan isyarat telunjuk ketika tasyahhud dengan mengacungkan jari telunjuk ketika mengucapkan Lâ Ilâha, lalu menurunkannya ketika mengucapkan illallah. (Badâ`i ash-Shanâ`iI/214). Sebagian Malikiyah berpendapat untuk senantiasa menggerak-gerakkan telunjuk ke kiri dan kanan dari awal hingga selesai (Bulghatus Sâlik I/120). Sebagian Syafi’iyah memakruhkannya dan sebagian lagi menyunnahkan mengangkat telunjuk ketika mengucapkan syahadat (al-Majmû’ III/454). Sedangkan Hanbali berpendapat untuk menyimpulkan jari tengah dengan ibu jari membentuk simbol 53 dan mengacungkan telunjuk ketika dzikir namun tidak digerak-gerakkan terus menerus. (al-Kâfi I/140).

Za`idah bin Qudamah yang menjadi letak kontroversi munculnya perbedaan pendapat ini.

Dari Za`idah bin Qudamah, dari ‘Ashim bin Kulaib, dari ayahandanya (Kulaib bin Syihab), dari Wa`il bin Hujr Radhiyallahu ‘anhu, beliau menceritakan tentang sifat sholat Nabi Shallallahu ‘alahi wa Sallam, beliau mengatakan “…kemudian beliau (Nabi Shallallahu ‘alaihi wa Sallam) mengangkat jari (telunjuk)-nya, dan aku melihat beliau menggerak-gerakkannya sembari beliau berdo’a” (HR Ahmad IV/318, Abu Dawud (no. 727), Nasa`i (no. 889) dan Ibnu Hibban (no. 485).)

Sebagian ahli ilmu Dalam masalah ini, mari kita menelaah hadits tentang menggerakkan telunjuk yang diriwayatkan dari mencacat hadits ini dan menganggapnya sebagai hadits yang syâdz (ganjil), karena riwayat “menggerak-gerakkannya (jari telunjuk)”(yuharrikuhâ) hanya diriwayatkan oleh Za`idah bin Qudamah dari ‘Ashim bin Kulaib. Mereka berpandangan bahwa riwayat tambahan dari Za`idah ini tidak diriwayatkan oleh dua puluh perawi hadits lainnya yang menjelaskan tentang sifat tasyahhud Rasulullah Shallallahu ‘alahi wa Sallam. Sehingga dikatakan bahwa Za`idah menyelisihi 20 perawi lainnya yang lebih tsiqqoh darinya. Oleh karena itu, hadits tambahan (ziyâdah) dari Za`idah ini adalah hadits yang syâdz. Pendapat ini disandarkan kepada Syaikh Muqbil bin Hadi rahimahullâhu, sebagaimana dinukil oleh Syaikh ‘Ali bin Ahmad al-Qofili al-Yamani dalam buku “Bughyatu ath-Thalib al-Mubtadî”. Syaikh Bakr Abu Zaid juga menjelaskan hal yang semisal di dalam at-Ta`shîl. (lebih…)

Risalah Untuk Pemuda; Masa Mudamu, Untuk Apa Kau Gunakan ?


Masa muda merupakan masa primanya pertumbuhan fisik dan kekuatan seorang manusia. Ini merupakan nikmat besar dari Allah yang seharusnya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk amal kebaikan guna meraih Ridha Allah.

Ketahuilah kawan, karena masa muda merupakan nikmat yang besar dari Allah, maka di hari kiamat nanti, manusia akan dimintai pertanggungjawaban akan nikmat ini dan nikmat-nikmat lainnya. Sebagaimana Sabda Rasulullah:
“tidak akan bergeser kaki seorang manusia dari sisi Allah pada hari kiamat (nanti), sampai dia ditanya tentang lima (perkara): tentang umurnya, untuk apa dihabiskan ?. Tentang masa mudanya, untuk apa digunakan ? Hartanya, dari mana diperoleh dan kemana dibelanjakan ? Ilmunya, bagaimana dia amalkan ilmunya ?” (HR. Tirmidzy: 2416, dihasankan oleh syaikh al-Albny)

maka dari itu hendaklah kita sebagai pemuda mengisi masa muda kita dengan ketaatan dan ketakwaan kepada Allah, memang sulit, karena masa muda banyak didominasi syahwat dan godaan. Tapi kekuatan kita pun besar di masa muda ini maka dari itu mari kita gunakan masa muda kita untuk masa tua kita, karena di masa tua kekuatan kita mulai hilang secara perlahan, selagi masih muda mari kita gunakan kekuatan kita, sebagaimana sabda Nabi:
“(gunakanlah) masa mudamu untuk masa tua mu…” (HR. Muslim)

bahkan seorang pemuda yang mengisi masa mudanya dengan ketaatan kepada Allah maka ia mendapat keutamaan, Rasulullah bersabda:
“ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allah dalam naungan (Arary)-Nya pada hari yang tidak ada naungan (sama sekali) kecuali naungan-Nya:…(salah satunya) seorang pemuda yang tumbuh dalam ibadah (ketaatan) kepada Allah…” (HR. Bukhari: 1357 Muslim: 1031)

hadits agung ini menunjukan besarnya keutamaan seorang pemuda yang selalu berusaha menundukkan hawa nafsunya dengan senantiasa menjalankan ketaatan kepada Allah dan menjauhi maksia. (lihat kitab Bahjatun Nazhirin 1/445)

keutamaan lain dari pemuda yang taat adalah bahwasanya Allah mengaguminya. Nabi bersabda:
“sesungguhnya Allah benar-benar kagum kepada seorang pemuda yang tidak memiliki shabwah” (HR. Ahmad 2/263, ath-Thabrani dalam al-Mu’jamul Kabir 17/309, dinilai Shahih oleh Syaikh al-Albany dengan berbagai jalur dalam ash-Shahihah: 2843) (lebih…)

Sultan Mahmud Subuktikin; Sang Penakluk India dan Penghancur Berhala


Beliau adakah Abul Qasim Mahmud Putra Sayyidul Umara Nashirudin Daulah Subuktikin at-Turki. Penguasa Khurasan, india dan wilayah lainnya. Lahir tahun 361 H wafat pada bulan Jumadik ula tahun 421 H.

Beliau dikenal sebagai orang yang tulus dakam menegakkan agama, banyak memenangkan peperangan melawan kaum kuffar, cerdas dan memiliki kebijakan yang lurus.

Banyak peperangan yang diarungi oleh Sultan Mahmud semasa hidupnya. Sehingga daerah kekuasaannya pun meluas. Wilayah india termasuk daerah yang beliau taklukkan. Imam adz-Dzahaby dalam as-Siyar mengalungkan gelar penakluk India kepada Sultan Mahmud atas jasa dan usahanya menaklukkan wilayah tersebu sehingga masuk dalam pangkuan islam. Adz-Dzahaby berkata, “peperangan Sultan Mahmud terkenal lagi banyak. Penaklukan wilayah-wilayah baru yang beliau lakukan sangat mengesankan.”

pada masa itu, di wilayah India terdapat patung berhala terbesar yang diagungkan dan disembah oleh masyarakat, dikenal ddngan nama Sumnat. Orang-orang pun mendatanginya dari berbagai penjuru layaknya ka’bah bagi kaum Muslimin. Sementara bagi yang belum bisa mengunjunginya, tersimpan kerinduan yang hebat dalam hatinya. (lebih…)

AWAS FITNAH WANITA… !!!


مَا تَرَكْتُ بَعْدِيْ فِتْنَةً أَضَرَّ عَلَى الرِّجَالِ مِنْ النِّسَاءِ

Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki daripada (fitnah) wanita . (HR. Bukhry-Muslim)

 

Tulisan ini bukan untuk menyudutkan wanita ataupuyn diskrimintif sosial, akan tetapi tulisan ini aku kemas sebagai nasihat yang baik dan peringatan dari bahayanya. Wanita bias mejadi fitanh terbesar dan paling berbahaya bagi laki-laki namun bukan berarti wanita itu biang keladi. Dan tidak semua wanita itu sumber fitnah bagi lak-laki. Hal ini sering dan bahkan banyak tidak disadari oleh wanita itu sendiri dan laki-laki itu pun tak sadar bahwa ia termakan fitnah wanita. Tidak hanya orang biasa yang hancur termakan fitnah wanita, sejara telah mecatat banyak orang-orang besar terkena fitnah wanita sehingga jatuh, mereka itu mula dari kalangan para penjabat dan bahakan ahlul ilmi. Hal ini menunjukkan betapa dahsyatnta finah wanita bagi laki-laki. Pemabaca yang budiman, berikuti ini aku akan kishkan mereka ahlul ‘ilmi (Ulama) yang terjatuh akibat terbawa fitnah wanita: (lebih…)

posting iklan anda disini gratis.... !!!

kalender

Mei 2024
S S R K J S M
 12345
6789101112
13141516171819
20212223242526
2728293031  

NEW MY BANNER

My New banner script

<center><a href="https://majlissunnah.wordpress.com/"><img src="https://majlissunnah.files.wordpress.com/2011/11/untitled-1-copy.jpg"</a>

AHLAN WA SAHLAN

http://flashvortex.swf

SILAHKAN ANDA COPY-PASTE SEMUA ARTIKEL YANG ADA DI BLOG INI, JAZAKUMULLAH KAHYR...

image

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda:

Rosululloh shollallohu alaihi wa sallam bersabda: Rosululloh shollallohu alaihi wa sallambersabda:

إِزْرَةُ الْمُسْلِمِ إِلَى نِصْفِ السَّاقِ وَلاَ حَرَجَ أَوْ لاَ جُنَاحَ فِيمَا بَيْنَهُ وَبَيْنَ الْكَعْبَيْنِ مَا كَانَ أَسْفَلَ مِنَ الْكَعْبَيْنِ فَهُوَ فِى النَّارِ مَنْ جَرَّ إِزَارَهُ بَطَرًا لَمْ يَنْظُرِ اللَّهُ إِلَيْهِ

Pakaian seorang muslim adalah hingga setengah betis. Tidaklah mengapa jika diturunkan antara setengah betis dan kedua mata kaki. Jika pakaian tersebut berada di bawah mata kaki maka tempatnya di neraka dan barang siapa menjulurkan pakaiannya dengan sombong, Alloh tidak akan melihat kepadanya.” [HR. Abu Dawud nomor 4093 dan Ibnu Majah nomor 3573. Dishohihkan Syaikh al-Albani dalam Shohih Sunan Abi Dawud 2/518]


Photobucket

Photobucket

Blog Stats

  • 138.065